Bata Ringan: Kekurangan, Kelebihan dan Perbedaan Bata Ringan dan Batako

Artikel ini terakhir di perbaharui February 27, 2024 by David Ashari
Bata Ringan: Kekurangan, Kelebihan dan Perbedaan Bata Ringan dan Batako

Bata ringan adalah jenis bahan bangunan yang umumnya digunakan dalam konstruksi untuk membuat dinding dan partisi. Bata ini disebut “ringan” karena memiliki berat yang lebih rendah dibandingkan dengan bata konvensional atau bata merah. Bahan utama pembuatan bata ringan adalah campuran antara semen, pasir, air, dan bahan tambahan berupa bahan pengembang atau bahan penyusun lainnya.

Kelebihan Bata Ringan

Bata ringan memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan populer dalam konstruksi. Beberapa kelebihan bata ringan antara lain:

1. Berat Ringan

Salah satu keunggulan utama bata ringan adalah beratnya yang lebih ringan dibandingkan dengan bata konvensional atau bata merah. Hal ini memudahkan proses konstruksi dan mengurangi beban struktural pada bangunan.

2. Isolasi Termal yang Baik:

Bata ringan memiliki kemampuan isolasi termal yang baik sehingga mampu membantu menjaga suhu di dalam ruangan. Tak hanya itu, bata ringan juga mampu mengurangi kebutuhan pemanasan atau pendinginan, dan meningkatkan efisiensi energi.

3. Isolasi Akustik

Selain isolasi termal, bata ringan juga memberikan isolasi akustik yang baik, ini dapat membantu meredam suara dari luar atau antar ruangan. Dengan kelebihan bata ringan yang bisa meredam suara, tentu kondisi hunian tidak akan terlalu bising.

4. Daya Tahan Gempa

Masih banyak yang belum tau bahwa bata ringan memiliki fungsi untuk menahan atau memperkecil dampak kerusakan saat gempa terjadi. Meskipun ringan, bata ringan memiliki kekuatan yang memadai dan sifat fleksibel, membuatnya cocok untuk digunakan dalam konstruksi tahan gempa.


5. Pemasangan Cepat

Bata ringan memiliki Ukuran yang presisi dan sangat mudah untuk dipotong sehingga membuatnya efisien dalam pemasangan. Jika dibandingkan dengan bata merah, pemasangan bata ringan lebih mudah sehingga prosesnya bisa lebih cepat.

6. Efisiensi Energi

Dengan kemampuan isolasi termal yang baik, bata ringan dapat membantu meningkatkan efisiensi energi di dalam bangunan. Tak hanya itu, bata ringan juga bisa mengurangi biaya pemanasan atau pendinginan.

7. Ramah Lingkungan

Proses produksi bata ringan umumnya lebih ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit bahan baku dan energi dibandingkan dengan bata konvensional. Bukan cuma aman untuk digunakan, proses produksi bata ringan sangatlah ramah lingkungan.

8. Pilihan Desain Variatif

Bata ringan tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, memberikan fleksibilitas dalam desain dan penataan dinding. Dibandingkan dengan bata konvensional atau bata merah, tentu bentuk bata ringan lebih variatif.

9. Daya Serap Air Rendah

Bata ringan cenderung memiliki daya serap air yang lebih rendah, mengurangi risiko kelembaban pada dinding dan mencegah pertumbuhan jamur. Jamur akan sulit untuk tumbuh karena daya serap air dari bata ringan tidak sebesar bata konvensional.

10. Ketahanan Terhadap Serangan Rayap

Bata ringan memiliki sifat yang kurang menarik bagi rayap, sehingga memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan hama. Beda halnya dengan bata konvensional, rayap biasanya tidak akan merusak bata ringan.

11. Mudah Dikelola dan Dimanfaatkan Kembali

Bata ringan lebih mudah dikelola dan bisa dimanfaatkan kembali dalam proyek renovasi atau pembangunan ulang. Kelebihan-kelebihan ini membuat bata ringan menjadi pilihan yang baik dalam banyak proyek konstruksi, terutama ketika mempertimbangkan faktor kecepatan konstruksi.

Kekurangan Bata Ringan

Meskipun bata ringan memiliki banyak kelebihan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Beberapa kekurangan bata ringan meliputi:

1. Harga yang Lebih Tinggi

Bata ringan cenderung lebih mahal dibandingkan dengan bata konvensional atau bata merah. Hal ini dapat memengaruhi biaya keseluruhan proyek konstruksi.

2. Kekuatan Menengah

Meskipun memiliki kekuatan yang memadai, bata ringan umumnya memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis bahan konstruksi lainnya. Oleh karena itu, perlu perhitungan desain yang tepat agar struktur bangunan tetap kokoh.

3. Rentan terhadap Kerusakan Fisik

Bata ringan dapat rentan terhadap kerusakan fisik jika tidak diatasi dengan hati-hati selama proses konstruksi. Pemindahan atau pemotongan yang tidak benar dapat menyebabkan kerusakan.

4. Daya Serap Air yang Lebih Tinggi dari Bata Plester

Meskipun memiliki daya serap air yang lebih rendah dibandingkan dengan bata merah, bata ringan masih memiliki daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan bata plester. Bata ringan masih memerlukan perlakuan tambahan untuk mencegah kelembaban.

5. Proses Produksi yang Memerlukan Energi Tinggi

Meskipun ramah lingkungan setelah digunakan, proses produksi bata ringan memerlukan energi yang cukup tinggi, terutama dalam tahap curing (pengeringan). Keperluan energi yang cukup tinggi menjadi salah satu kekurangan bata ringan dalam proses pembuatan atau produksi.

6. Keterbatasan Ukuran

Bata ringan sering tersedia dalam ukuran yang terbatas, sehingga mungkin memerlukan lebih banyak bata dan tambahan bahan lainnya untuk mencapai dimensi yang diinginkan. Sedikitnya variasi ukuran yang tersedia, tentu menyulitkan Anda untuk memperoleh ukuran yang sesuai keinginan.

7. Pentingnya Penggunaan Mortar yang Tepat

Mortar menjadi salah satu bahan baku dalam pembuatan bata ringan, namun pemakaiannya tidak boleh sembarangan. Proses pemasangan bata ringan membutuhkan pemilihan mortar yang tepat, penggunaan mortar yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kelemahan struktural.

8. Keterbatasan Beban Tahan Api

Meskipun memiliki daya tahan api, bata ringan mungkin memiliki keterbatasan dalam menahan beban api yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan material tahan api khusus. Penting untuk mempertimbangkan kekurangan ini dan merencanakan penggunaan bata ringan dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan. Dalam banyak kasus, kekurangan-kekurangan ini dapat diatasi dengan perencanaan dan penerapan yang baik selama proses konstruksi.

Perbedaan Bata Ringan dan Batako

Bata ringan dan batako adalah dua jenis bahan bangunan yang umum digunakan dalam konstruksi. Berikut adalah perbedaan utama antara bata ringan dan batako:

1. Bahan Baku

  • Bata Ringan: Terbuat dari campuran semen, pasir, air, dan bahan pengembang seperti aluminum powder atau bahan kimia tertentu.
  • Batako: Terbuat dari campuran semen, pasir, dan seringkali agregat lain seperti batu split atau kerikil.

2. Berat

  • Bata Ringan: Lebih ringan dibandingkan dengan batako.
  • Batako: Lebih berat dibandingkan dengan bata ringan, sehingga mungkin memerlukan tenaga kerja lebih banyak selama proses konstruksi.

3. Isolasi Termal dan Akustik

  • Bata Ringan: Memiliki isolasi termal yang baik dan juga memberikan isolasi akustik yang baik.
  • Batako: Isolasi termal dan akustiknya umumnya kurang dibandingkan dengan bata ringan.

4. Kekuatan

  • Bata Ringan: Meskipun ringan, bata ringan memiliki kekuatan yang memadai. 
  • Batako: Biasanya memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bata ringan.

5. Proses Produksi

  • Bata Ringan: Diproduksi dengan cara menggabungkan bahan-bahan dasar dan mengeringkannya menggunakan tekanan dan suhu tinggi. 
  • Batako: Diproduksi dengan mencampurkan bahan baku dan mencetaknya dalam bentuk cetakan.

6. Ukuran dan Bentuk

  • Bata Ringan: Tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, memberikan fleksibilitas dalam desain dan penataan dinding.
  • Batako: Umumnya memiliki ukuran yang lebih standar dan kurang variasi bentuknya dibandingkan dengan bata ringan.

7. Harga

  • Bata Ringan: Biasanya harga bata ringan lebih tinggi dibandingkan dengan batako.
  • Batako: Lebih ekonomis dalam hal harga, membuatnya menjadi pilihan yang lebih terjangkau.

Pemilihan antara bata ringan dan batako tergantung pada kebutuhan dan persyaratan konstruksi spesifik proyek. Beberapa proyek mungkin lebih cocok menggunakan bata ringan sementara yang lain mungkin lebih cocok dengan batako, tergantung pada faktor seperti beban struktural, efisiensi energi, dan anggaran.

Kesimpulan

Berdasarkan ukuran standar dalam 1 kubik, bata ringan ukuran 7,5 cm biasanya terdiri dari 111 pcs dan ukuran 10 cm biasanya berisikan 83 pcs. Bata ringan kuat untuk pembuatan rumah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kualitas bahan, desain struktural, dan proses produksi. Secara umum, bata ringan memiliki banyak kelebihan, terutama dalam hal berat, isolasi termal dan akustik, serta fleksibilitas desain. 

Namun, kekurangannya seperti harga yang lebih tinggi dan rentan terhadap kerusakan fisik juga harus dipertimbangkan dalam konteks spesifik suatu proyek. Pemilihan jenis bahan konstruksi harus didasarkan pada kebutuhan, kondisi proyek, dan pertimbangan anggaran. Demikian pembahasan lengkap mengenai bata ringan dan semoga semua bahasannya bisa bermanfaat buat para pembaca.