Zakat Mal: Pengertian, Jenis, Syarat dan Ketentuan Zakat Mal

Artikel ini terakhir di perbaharui March 25, 2024 by David Ashari
Zakat Mal: Pengertian, Jenis, Syarat dan Ketentuan Zakat Mal

Menurut ajaran agama islam, salah satu cara untuk membersihkan diri dari harta yang dimiliki yaitu dengan menunaikan atau mengeluarkan zakat mal. Pada dasarnya, harta yang didapatkan oleh kaum muslim harusnya diperoleh dengan cara yang benar dan halal sehingga sesuai dengan syariah islam. Sebelum memahami mengenai jenis dan syarat, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu mengenai zakat mal itu sendiri.

Pengertian Zakat Mal

Apa itu zakat mal? Zakat mal adalah salah satu jenis zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam berdasarkan harta kekayaan atau mal yang dimilikinya. Zakat mal atau zakat harta ini diambil dari sebagian kekayaan yang dimiliki oleh seorang muslim untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Pihak yang berhak menerima zakat mal seperti fakir miskin, mustahik (penerima zakat), atau golongan lain yang memenuhi syarat penerima zakat.

 

Besaran zakat mal umumnya adalah 2,5% dari total nilai kekayaan yang dimiliki dan telah mencapai nisab (batas minimum harta yang wajib dikenai zakat). Nisab ini bisa berbeda tergantung pada jenis kekayaan yang dimiliki, seperti uang, emas, atau ternak. Secara umum, zakat mal bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, membantu fakir miskin, dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat Islam.

Jenis-Jenis Zakat Mal

Zakat mal, atau zakat harta, terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis harta yang dikenai zakat. Berikut adalah jenis-jenis zakat mal:

1. Zakat Emas dan Perak

Berdasarkan ajaran agama islam, zakat dikenakan pada emas dan perak yang dimiliki oleh seseorang selama setahun. Nisab (batas minimum) emas dan perak ditentukan, dan apabila jumlah emas atau perak yang dimiliki mencapai atau melebihi nisab, zakat harus dikeluarkan.

2. Zakat Uang

Zakat juga dikenakan pada harta kekayaan dalam bentuk uang, termasuk mata uang kertas, koin, dan sejenisnya. Perlu Anda ketahui bahwa nisab uang ditentukan berdasarkan nilai emas atau perak.

3. Zakat Investasi dan Bisnis

Zakat dikenakan pada harta kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk bisnis atau usaha. Ini termasuk laba, modal usaha, dan aset lainnya yang digunakan untuk tujuan investasi.

4. Zakat Pertanian (Zakat Pertanian dan Zakat Buah-Buahan)

Zakat dikenakan pada hasil pertanian dan buah-buahan yang telah mencapai nisab. Persentase zakat yang harus dikeluarkan dapat bervariasi tergantung jenis tanaman atau buah-buahan yang dihasilkan.

5. Zakat Peternakan (Zakat Ternak)

Zakat peternakan adalah jenis zakat mal yang dikenakan pada hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Persentase zakat yang harus dikeluarkan bervariasi tergantung jenis ternak dan jumlahnya.

6. Zakat Perdagangan

Zakat dikenakan pada harta kekayaan yang digunakan dalam aktivitas perdagangan atau bisnis. Ini mencakup stok barang dagangan, modal usaha, dan keuntungan yang diperoleh dari aktivitas perdagangan.

7. Zakat Hasil Tambang (Zakat Emas dan Logam Berharga)

Zakat mal dikenakan pada hasil tambang seperti emas, perak, dan logam berharga lainnya. Besaran zakat umumnya adalah 2,5% dari nilai kekayaan yang diperoleh dari hasil tambang.

8. Zakat Kekayaan Campuran

Zakat juga dikenakan pada kekayaan yang terdiri dari berbagai jenis, seperti campuran uang, emas, perak, dan investasi. Perlu diketahui bahwa besaran zakat dihitung berdasarkan total nilai kekayaan yang dimiliki. Penting untuk dicatat bahwa setiap jenis zakat mal memiliki aturan dan ketentuan khusus yang harus dipatuhi oleh masyarakat Muslim yang ingin memenuhi kewajiban zakatnya. 

Syarat Zakat Mal

Syarat zakat mal atau zakat harta yang umumnya berlaku dalam Islam melibatkan beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh individu yang ingin membayar zakat. Berikut adalah syarat-syarat zakat mal:

1. Kepemilikan Kekayaan di Atas Nisab

Syarat utama zakat mal adalah pemilik harta tersebut memiliki kekayaan di atas nisab. Nisab adalah batas minimum nilai harta yang harus dimiliki agar wajib membayar zakat. Nilai nisab dapat bervariasi tergantung pada jenis harta yang dimiliki, seperti emas, perak, uang, atau ternak.

2. Mencapai Haul (Satu Tahun Hijriah Penuh)

Kekayaan yang menjadi objek zakat mal harus dimiliki oleh individu tersebut selama satu tahun hijriah penuh. Jika harta tersebut belum dimiliki selama satu tahun, maka tidak wajib dikeluarkan zakat.

3. Bebas dari Hutang yang Menyebabkan Ketidakmampuan

Pemilik harta harus bebas dari hutang yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk membayar zakat. Hutang yang dapat ditangguhkan atau diatur pembayarannya dapat dihitung sebagai bagian dari kekayaan yang wajib dikenai zakat.

4. Bersifat Halal dan Syah

Berdasarkan ketentuan zakat mal, harta yang menjadi objek zakat harus bersifat halal dan syah. Artinya, harta tersebut diperoleh secara sah dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah islam.

5. Kekayaan yang Tumbuh atau Bertambah

Kekayaan yang wajib dikenai zakat harus tumbuh atau bertambah selama satu tahun hijriah. Jika kekayaan tersebut stagnan atau berkurang, zakat tidak dikenakan.

6. Ketersediaan Harta yang Bisa Dikeluarkan

Pada dasarnya, pemilik harta harus memiliki harta yang bisa dikeluarkan sebagai zakat mal. Artinya, harta tersebut bisa diakses dan digunakan, baik dalam bentuk uang, emas, perak, atau jenis kekayaan lainnya yang dapat dihitung nilainya.

7. Niat dan Kesadaran untuk Membayar Zakat

Pemilik harta harus memiliki niat dan kesadaran untuk membayar zakat sebagai kewajiban keagamaan. Niat ini mencerminkan tekad untuk memenuhi kewajiban zakat mal sesuai dengan syariah islam.

8. Kematangan Hukum (Baligh dan Berakal)

Menurut syariah islam, orang yang membayar zakat haruslah telah baligh (dewasa) dan berakal. Zakat yang dikeluarkan atas nama anak-anak kecil atau orang yang tidak berakal akan menjadi tanggung jawab wali atau yang mengurus mereka. Pemenuhan syarat-syarat ini penting untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariah islam. 

Hal ini juga memastikan bahwa zakat dapat diterima oleh penerima zakat dan dapat digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Zakat mal merupakan salah satu rukun Islam yang mewajibkan umat muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada yang membutuhkan. Pada dasarnya, kewajiban membayar zakat mal juga berfungsi untuk membentuk karakter umat Islam, mengajarkan tentang sikap kedermawanan, dan menghapuskan sifat kikir dan lainnya.

Dengan memahami makna dan tujuan zakat mal serta memenuhi syarat-syaratnya, umat Islam dapat menjalankan kewajiban agama dengan benar. Itulah bahasan lengkap mengenai zakat mal dan semoga semua bahasannya bisa bermanfaat.