Rumah adat Bali menjadi salah satu icon wisata yang menarik perhatian para pelancong dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Selain itu, Bali memang terkenal dengan budayanya yang kental dan kearifan lokalnya. Bahkan para penduduk nya pun memiliki batas toleransi yang cukup tinggi. Sehingga orang-orang dapat hidup rukun di daerah ini. Selain, rumah adat bali angkul-angkul ternyata masih banyak rumah adat lainnya.
Rumah Adat Bali
Ada beberapa rumah adat bali wikipedia yang dapat Anda analisa dan nikmati keindahannya. Pasalnya, setiap rumah memiliki keunikannya tersendiri. Sehingga dapat dengan mudah Anda bedakan satu dengan yang lainnya. Untuk rumah adat itu sendiri adalah sebagai berikut!
Aling-Aling
Rumah adat bali aling-aling ini sendiri memiliki batas antara angkul-angkul dengan halaman suci. Selain itu, rumah adat inipun dipercaya oleh banyak orang sebagai salah satu tempat yang memiliki aura positif. Sehingga ada sebuah dinding pembatas yang lebih dikenal dengan sebutan penyeker.
- 8 Desain Kamar Tidur Remaja Bergaya Klasik yang Inspiratif
- Furniture Kamar Tidur: Tips Memilih, Desain, dan Ide Kreatif untuk Tidur Nyaman
- 11 Ide Desain Tangga Rumah Sempit Sederhana dan Minimalis
- 5 Rekomendasi Dapur Minimalis Cocok untuk Rumah Berukuran Mungil
- Rekomendasi Warna Lis Plafon yang Bagus untuk Hunian Anda
Tidak hanya itu saja, bangunan ini pun memiliki ruangan untuk aktivitas penghuninya. Bahkan beberapa orang ada yang menggunakan patung sebagai aling-aling atau penyeker.
Rumah Adat Bale Manten
Rumah adat bali, bale manten satu ini dikhususkan untuk anak gadis atau kepala keluarga. Dimana letaknya sendiri pun harus berada di sebelah utara untuk bentuk ruangannya sendiri biasanya persegi panjang dengan dilengkapi bale-bale pada sebelah kanan maupun bagian kirinya. Bagi penduduk Bali, Bale Meten ingin sendiri diperuntukan bagi anak gadis di keluarganya sebagai wujud dari perhatian kepadanya.
Pura Keluarga
Selain terkenal dengan rumah adat bali, gapura candi bentar. Bangunan ini sendiri pun cukup populer dan umumnya digunakan sebagai tempat untuk beribadah atau berdoa. Sehingga wajar apabila setiap rumah adat Bali memiliki bangunan yang seperti ini. Selain itu, Pura Keluarga ini sendiri sering disebut sebagai Pamerajan tau juga dikenal dengan sebutan Sanggah. Untuk letaknya sendiri biasanya berada di sudut sebelah Timur Laut dari hunian.
Bale Sekapat
Bangunan ini sendiri hampir mirip dengan gazebo dengan memiliki empat tiang. Selain itu, ruangan ini pun biasanya sering digunakan untuk ruangan berantai keluarga. Dengan adanya bangunan ini sendiri diharapkan setiap anggota memiliki hubungan yang harmonis satu sama lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tempat ini sendiri bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota keluarga.
Bale Dauh
Bale Dauh juga sering digunakan oleh masyarakat Bali sebagai tempat untuk menyambut tamu. Selain itu, ruangan ini sendiri dibangun sebagai tempat khusus bagi tempat tidur anak laki-laki yang sudah memasuki usia remaja. Untuk melihat gambar rumah adat bali satu ini dapat Anda cek melalui pencarian di google. Selain itu, bentuknya sendiri hampir sama dengan Bale Manten yang memiliki bentuk persegi panjang. Adapun posisinya sendiri berada di sisi sebelah barat. Sementara untuk lantainya sendiri haruslah lebih rendah daripada Bale Manten. Tidak hanya itu saja, Bale Dauh juga memiliki jumlah tiang penyangga yang berbeda dengan rumah adat yang lainnya.
Bale Gede
Rumah adat bali, bale gede ini memiliki bentuk persegi panjang dengan jumlah tiang sebanyak 12 buah. Selain itu, ruangan ini pun memiliki fungsi untuk tempat upacara adat. Sehingga karena memang bangunan tersebut dijadikan tempat yang sakral, maka tempatnya pun haruslah lebih tinggi daripada Bale Manten.
Selain itu, luas dari bangunan ini sendiri pun haruslah lebih luas daripada bangunan yang lainnya. Hal ini karena selain digunakan untuk tempat ritual adat, bangunan ini pun sering digunakan untuk menyajikan makanan khas Bali, termasuk didalamnya untuk membakar sesaji.
Pawarengan
Bangunan ini sednirimweipakab bagian dari dapur rumah adat Bali. Untuk ukurannya sendiri terbilang cukup sedang. Sementara untuk letaknya sendiri yaitu berada di sebelah Barat Laut maupun Selatan yang berada dari Rumah utama. Selain itu, ada dua ruangan dalam bangunan ini.
Yaitu ruangan untuk memasak dan yang kedua yaitu untuk menyimpan peralatan dapur. Sementara untuk cara memasak nya pun masih terbilang masih tradisional karena menggunakan kayu bakar untuk memasaknya.
Jineng atau Klumpu
Bangunan adat satu inikliki ukiran yang sedang dan menggunakan bahan dari kayu. Selain itu, ciri khas dari bangunan ini yaitu memiliki posisi lebih tinggi dan didesain dengan menggunakan seperti halnya goa. Kemudian atapnya sendiri terbuat dari bahan Jerami yang sudah dikeringkan.
Meskipun begitu, ternyata jarang untuk dapat ditemuk di rumah adat Bali. Pasalnya, saat ini Jineng kebanyakan dibangun dengan menggunakan batu bata, semen, dan pasir. Tidak hanya itu saja, atapnya pun sudah tidak menggunakan jerami, melainkan menggunakan genteng. Akan tetapi, Jineng saat ini sudah cukup jarang ditemukan di rumah adat Bali dengan bahan tradisional.
Jineng saat ini lebih banyak dibangun memakai material pasir, semen, dan batu bata. Atapnya pun tak lagi memakai jerami, melainkan genteng. Karakteristik lainnya, yaitu bangunan inindibangun untuk menyimpan gabah yang kering. Sehingga dengan adanya ruangan ini gabah pun akan terhindar dari burung maupun jamur yang biasanya kerap muncul pada tempat yang lembab. Sementara untuk bagian bawahnya digunakan untuk gabah yang belum di jemur.
Lumbung
Bangunan ini sendiri cendeungemiliki ukuran yang kecil. Biasanya sering digunakan untuk menyimpan makanan pokok dengan jangka waktu yang lama. Seperti halnya jagung, padi, dan lain sebagainya.
Hiasan yang Sering Digunakan dalam Rumah Adat Bali
Rumah adat Bali kerap kali memiliki biasanya yang berwarna-warni. Dimana bahan ini sendiri terbuat dari bahan-bahan yang terbuat dari alam. Selain itu, hiasan Baki juga kerap menggunakan warna buatan. Seperti halnya kuning, biru, dan merah.
Sementara untuk keseluruhan ragam hiasan yang dipakai di rumah adat Bali berupa tatahan, kepulauan, lelengisan, dan pepalihan. Selain itu, masyarakat Bali lun kerap menggunakan hiasan fauna, seperti halnya singa yang bersayap, garuda, dan lain sebagainya. Sementara untuk flora nya sendiri yaitu berupa karang goak, karang Saw, karang boma, dan lain sebagainya.
Rumah adat Bali diantaranya adalah Pawarengan, Klumpu, Lumbung, dan lain sebagainya. Selain itu, setiap rumah adat memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan satu dengan yang lainnya.