Pertanyaan ini pasti sering mampir di kepalamu, apalagi kalau melihat teman sebaya sudah mulai posting foto kunci rumah baru di media sosial. Bisikan seperti, “sudah umur segini kok belum punya rumah?”, bisa menjadi beban mental tersendiri. Rasanya ada tekanan tak terlihat bahwa ada usia ideal tertentu untuk mencapai pencapaian besar ini.
Tapi, benarkah ada patokan usia sakral untuk membeli properti? Apa kata para pakar keuangan tentang ini?
Jawabannya mungkin akan melegakanmu: ini bukan tentang umur berapa kamu sekarang. Artikel ini akan membantumu memahami bahwa kesiapan membeli properti jauh lebih kompleks daripada sekadar angka di KTP-mu.
- Inilah 9 Cara Cek Tagihan Listrik Lewat HP, Gak Perlu Antri!
- Jangan Bingung, Begini Cara Memasang Gas yang Aman!
- Cara Balik Nama Sertifikat Rumah yang Perlu Anda Ketahui
- 11 Cara Menghemat Energi Listrik di Rumah dan Keutungunganya
- Kenali Korsleting Listrik: Simak Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Mitos “Usia Emas” Membeli Properti: Kenapa Harus Dihilangkan?
Masyarakat kita sering menetapkan ekspektasi, misalnya sebelum usia 30 harus sudah punya rumah. Padahal, kondisi finansial, prioritas hidup, dan kesempatan setiap orang sangat berbeda.
Memaksakan diri membeli properti hanya karena mengejar patokan usia bisa berujung pada keputusan finansial yang buruk dan stres berkepanjangan. Fokus yang salah pada usia membuat kita lupa pada faktor yang jauh lebih penting: kesiapan finansial dan mental untuk sebuah komitmen jangka panjang.
Kata Pakar Keuangan: Ini 5 Indikator Kesiapanmu (Bukan Usia!)
Lupakan soal umur. Para perencana keuangan profesional setuju bahwa kamu “siap” membeli properti jika sudah bisa mencentang lima indikator kunci ini:
1. Punya Penghasilan Stabil dan Cukup
- Indikator: Kamu memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan bulanan yang bisa diprediksi. Setelah dipotong biaya hidup rutin, masih ada sisa signifikan untuk membayar cicilan dan menabung.
- Tips Pakar: Gunakan aturan aman 30%. Pastikan estimasi cicilan rumah incaranmu tidak akan melebihi 30% dari total penghasilan bersih bulanan (take home pay) kamu.
H3: 2. Memiliki Dana Darurat yang Sehat
- Indikator: Kamu punya simpanan dana darurat minimal 3 sampai 6 kali pengeluaran bulananmu. Dana ini harus terpisah dan tidak boleh diganggu gugat untuk DP.
- Tips Pakar: Jangan pernah mengorbankan dana darurat demi mengejar DP. Dana darurat adalah jaring pengamanmu jika terjadi hal tak terduga (seperti PHK atau sakit) saat KPR sedang berjalan.
3. Sudah Punya Uang Muka (DP) yang Cukup
- Indikator: Kamu berhasil mengumpulkan DP minimal 10% hingga 20% dari harga rumah. Yang terpenting, uang DP ini terkumpul tanpa harus berutang ke sana-sini atau menguras habis seluruh tabunganmu yang lain.
- Tips Pakar: Semakin besar DP yang bisa kamu siapkan, semakin baik. Ini akan meringankan cicilan bulanan dan total bunga yang kamu bayarkan ke bank.
4. Skor Kredit yang Bersih (BI Checking/SLIK OJK Aman)
- Indikator: Riwayat kreditmu di SLIK OJK (dulu BI Checking) berada di Kolektibilitas 1, yang artinya Lancar. Tidak ada catatan cicilan macet, baik itu kartu kredit, pinjol, atau cicilan lainnya.
- Tips Pakar: Cek skormu jauh-jauh hari sebelum berencana mengajukan KPR. Jika ada catatan buruk, selesaikan dulu masalah tersebut sampai tuntas.
5. Kesiapan Mental untuk Komitmen Jangka Panjang
- Indikator: Kamu siap untuk menetap di satu lokasi untuk setidaknya 5-10 tahun ke depan. Kamu paham bahwa KPR adalah komitmen finansial serius yang akan mengikatmu selama 15, 20, atau bahkan 25 tahun.
- Tips Pakar: Beli properti bukan seperti beli gadget. Pikirkan rencana hidupmu. Apakah kamu berencana pindah kerja ke kota lain dalam waktu dekat? Jika iya, mungkin menunda membeli adalah pilihan yang lebih bijak.
Jadi, Usia Berapa Pun Bisa?
Betul sekali! Ada orang yang sudah memenuhi lima indikator di atas pada usia 25 tahun. Ada juga yang baru merasa siap dan stabil secara finansial di usia 35 tahun. Tidak ada yang salah atau terlambat.
Yang salah adalah memaksakan diri membeli properti di usia 28 tahun dengan kondisi finansial yang berantakan, hanya karena merasa “sudah seharusnya” di usia tertentu.
Fokuslah pada pembangunan fondasi finansialmu terlebih dahulu. Jika semua indikator di atas sudah terpenuhi, di usia berapa pun kamu berada, itulah “usia ideal”-mu untuk mulai melangkah.
Bukan Perlombaan, Tapi Perjalanan Pribadi
Membeli properti bukanlah perlombaan siapa cepat dia dapat. Ini adalah perjalanan finansial pribadimu. Dengarkan nasihat pakar, ukur kemampuanmu secara jujur, dan ambil keputusan saat kamu benar-benar siap, bukan karena tekanan dari luar.
Sudah merasa siap memenuhi checklist di atas? Saatnya mulai mencari properti yang sesuai dengan kemampuanmu. Jelajahi ribuan listing terbaik hanya di Halaman Listing Rumah Linktown.

























